Kamis, 02 Februari 2012

GANGGUAN SEKSUAL



Gangguan seksual adalah penyimpangan atau hal yang tidak lazim yang di lakukan manusia saat berhubungan seks, dalam penjelasan kali ini ada beberapa macam gangguan seksual.

Parafilia di ambil dari kata “para” yang artinya penyimpangan dan “filia” artinya obyek atau situasi yang disukai. Parafilia menunjuk pada obyek yang menyimpang misalnya dengan benda atau anak kecil maupun aktivitas seksual yang menyimpang misalnya memamerkan alat genital. Penyimpangan ini bisa mengganggu hubungan seksual yang sehat mengingat banyak penderita parafilia yang sudah menikah, disamping itu penderita parafilia ini bisa terjerat dalam pengadilan karena aktivitas seks mereka yang sering merenggut korban, misalnya mengintip orang lain, memamerkan di depan orang lain serta memilih anak kecil sebagai obyek seks.

Ada beberapa jenis gangguan parafilia yaitu : pedofilia, eksibionisme, voyeurisme, sadism seksual, masokhisme seksual, fetitisme, transvetisme, zofilia, froteurisme dan homoseksual, ada juga gangguan seksual yang mencangkup nectrofilia (hubungan seks dengan mayat) dan telephone scatologia (gairah seks dengan bertelphon cabul).

Adapun terapi yang di gunakan dalam mengatasi parafilia yaitu dengan terapi prilaku “Aversion Therapi” yang menggunakan prinsip kondisioning klasik, prosedurnya adalah memberikan stimulus aversif (menyakitkan) di hubungkan dengan prilaku seksual yang menyimpang, misalnya penderita sadisme yang mendapat kejutan listrik saat membayangkan prilaku seks yang kejam.






A.       PEDOFILIA (Pedophilia)

Jenis parafilia yang banyak mendapatkan sanksi dari masyarakat umum adalah para penderita pedofilia, ciri utamanya yaitu dorongan seksual yang kuat terhadap anak kecil (biasanya di bawah umur 13 tahun). Melalui kontak dengan anak - anak penderita berusaha untuk mendapatkan kepuasan seksual.

Hampir semua penderita gangguan ini adalah pria, penyimpangan seksualnya mencangkup aktivitas melihat, anak sambil melakukan masturbasi, menjabah bagian tubuh anak termasuk di bagian alat kemaluan, menyuruh anak memanipulasi alat kelamin penderita dan bahkan melakukan hubungan seks dengan anak.

Umumnya penderita pedofilia adalah orang yang takut gagal dalam hubungan seks secara normal terutama menyangkut hubungan seks dengan wanita berpengalaman, akibatnya dia mengalihkannya pada anak – anak karena kepolosan anak tidak akan mengancam harga dirinya dan di samping itu saat masa kanak – kanak, penderita meniru perilaku seks dari model atau contoh yang buruk.


B.        EKSIBIONISME

Eksibionisme adalah dorongan untuk mendapatkan kepuasan seksual dengan memperlihatkan alat genital terhadap orang yang tidak di kenal. Setelah memperlihatkan alat genitalnya penderita tidak bermaksud melakukan aktivitas seksual lebih lanjut kepada korban misalnya memperkosa, oleh sebab itu gangguan ini tidak berbahaya secara fisik terhadap korban.

Hampir semua penderitaa eksibionisme adalah pria dan korbanya adalah wanita (dewasa dan anak – anak). Para ahli mengatakan penderita eksibionisme biasanya mengalami hubungan yang buruk dengan pasangan seksnya, mereka tidak percaya diri dalam hal seksual dan biasanya tidak matang dalam perannya sebagai pria meski demikian mereka mempunyai dorongan seks dan ingin di anggap oleh wanita. Ketidakpastian dan dorongan seks yang tidak terpuaskan tersebut membuat penderita ingin mengejutkan wanita guna menunjukan power seksnya yang tidak bisa di ekspresikan secara normal. Dampak dari pemer penis inilah yang merupakan inti perbuatannya, reaksi terkejut, takut, malu dan jijik dari korban dianggap merupakan pujian bagi kejantanannya.



C.       VOYEURISME (Voyeurism)

Voyeurisme berasal dari kata “voir” artinya melihat, ciri utama gangguan ini adalah dorongan untuk memperoleh kepuasan seks dengan cara melihat organ seks orang lain atau orang orang yang sedang melakukan seks, kepuasan yang didapat saat mengintip atau membayangkan adegannya, setelah mengintip penderita tidak bermaksud untuk melakukan tindakan seksualnya dengan orang yang telah di intipnya.

Menurut psikodinamika modern, voyeurisme di dorong oleh ketakutan terhadap kemampuan dalam hubungan dengan wanita, perilaku mengintip di anggap lebih aman di bandingkan melakukan hubungan seks, mengintip dapat memuaskan rasa ingin tahu tanpa resiko penolakan atau turunnya harga diri, ia juga membantu mengkompensasi  yang rendah diri dari pengalaman masa kanak – kanak dan remaja terhadap wanita.

Umumnya penderita  berasal dari keluarga yang puritan terhadap masalah seks, ini membuat penderita sangat malu sehingga menghambat melakukan seks secara normal. Rasa malu memperkuat prilakunya untuk mengintip, Jadi hanya dengan mengintip atau melihat penderita bisa mencapai orgasme atau kepuasan seks karena penderita merasa tidak terancam.


D.       SADISME SEKSUAL (Sexual Sadism)

Istilah sadisme ini berasal dari seorang penulis yang bernama Marquis De Sade, dalam karya tulisannya di gambarkan seorang tokoh yang memperoleh kepuasan seks dengan cara menyiksa pasangannya secara kejam dan ini adalah cirri utama dari sadisme seksual, siksaan bisa secara fisik (memukul dan menendang) dan psikis (menghina dan mencaci maki) penderitaan dari korban inilah yang membuatnya bergairah dan puas.

Gangguan ini biasanya di derita pria, psikoanalisa memandang gangguan ini sebagai cara untuk menurunkan kecemasan dalam mencari kepuasan seksual pada masa kanak-kanak. Mekanisme pertahanan yang bekerja secara tidak di sadari ini yang mengarah pad aide yang lebih sadis.


E.        Masokhisme Seksual (sexual Masochism)

Istilah masokhisme di ambil dari nama novelis Leopold von Sacher Masoch. Ia menulis tentang seorang tokoh novelnya yang mencapai kepuasan seksual bila di perlakukan secara menyakitkan. Ciri utama dari masokhisme seksual adalah memperoleh kegairahan dan kepuasan seksual dengan cara di perlakukan dengan cara kejam, baik di sakiti secara fisik (dipukul, di ikat dsb) atau psikis ( di hina atau di remehkan). Perlakuan kejam bisa di lakukan dengan sendiri atau di lakukan oleh pasangan.


F.        FETISISME (Fetishim)

Ciri utama dari gangguan ini adalah penderita akan menggunakan benda sebagai cara untuk mendapatkan gairah atau kepuasan seksual, benda yang di gunakan bisa beragam misalnya pakaian dalam, kaus kaki sepatu dan lain sebagainya, gangguan ini biasanya di alami pria, penderita akan melakukan masturbasi sambil memegang, meremas-remas atau mencium benda tersebut, atau bisa juga dengan cara menyuruh pasangan seksnya untuk menggunakan benda tersebut saat melakukan hubungan seks.

Benda-benda ini di gunakan untuk membangkitkan gairah jadi tanpa benda tersebut penderita tidak bisa melakukan hubungan seksual.


G.       TRANSVESTISME (Transvestism)

Gambaran utama yaitu penderita akan mendapatkan gairah atau kepuasan seksual bila dia berpakaian seperti lawan jenisnya (misalnya laki-laki yang menggunakan pakaian wanita), umumnya penderita gangguan ini adalah laki-laki, penderita biasanya menyimpan koleksi pakaian wanita. Ketika sedang berpakaian wanita, penderita akan melakukan mastutbasi sambil membayangkan ada seorang pria yang tertarik kepada dirinya sebagai seorang wanita.

Ada yang hanya menggunakan sebagian misalnya memakai pakaian dalamnya saja dan ada yang berpakaian lengkap termasuk make-up. Umumnya penderita jarang melakukan hubungan seks dengan wanita, penderita transvestisme bisa juga terlibat dalam homoseksual.


H.       ZOFILIA (Zoophila)

Gangguan ini juga dapat disebut dengan bestiality, ciri utamanya yaitu penderita akan mendapatkan gairah dan kepuasan seksual dengan cara melakukan kontak seksual dengan hewan. Kontak seksual bisa berupa senggama dengan hewan (lewat anus atau vagina hewan), atau menyuruh hewan untuk memanipulasi alat genitalnya, diantara penyimpangan seksual, kasus zofilia ini yang jarang di temukan.


I.          FROTERISME (frotteurism)

Ciri utama dari gangguan ini adalah penderita akan menyentuh atau meremas-remas organ seks orang yang tidak di kenalinya, penderita biasanya senang berada di tempat umum yang penuh sesak dimana dia bisa melarikan diri dengan mudah dan biasanya yang menjadi korban adalah wanita yang menarik perhatian dengan pakaian yang ketat. Penderita akan berfantasi sedang melakukan hubungan seks yang hebat dengan korban saat menjalankan aksinya tersebut, penderita sadar bahwa untuk menghindari kemarahan dari korban dia harus cepat-cepat menghindar  dan menghilang.

J.         HOMOSEKSUAL (Homosexuality)

Dalam dunia barat terjadi perdebatan yang seru apakah homoseksualitas di masukan ke dalam gangguan mental atau tidak ? Ciri utama dari homoseksualitas ini adalah penderita lebih memilih pasangan seksual yang sama jenis dengan dirinya (misalnya pria dengan pria atau wanita dengan wanita).




                                                   DISFUNGSI SEKSUAL

Klasifikasi disfungsi seksual

A.    Gangguan keinginan seksual (Sexual Desire Disorder)

Merupakan Gangguan yang paling banyak di jumpai, cirri utamanya adalah tidak adanya gairah untuk melakukan hubungan seks, hal ini bisa di karenakan oleh faktor usia, ketidak puasan seks terhadap pasangan, lingkungan yang menimbulkan ketidak inginan untuk berhubungan seks. Hilangnya gairah seks bisa bersifat menyeluruh (global), maupun situasional.

Yang pertama penderita tidak mempunyai keinginan sama sekali bahkan dalam bentuk fantasi sekalipun, dalam kasus tertentu malah di iringi dengn rasa ketakutan sperti yang sering di alami oleh korban pemerkosaan, sedangkan yang situasional lebih sering terjadi misalnya seorang pria yang hanya timbul keinginannya untuk melakukan hubungan seks saat dalam kondisi psikologisnya aman.


B.     Gangguan Gairah Seksual (Sexual Aurosal Disorder)

Ciri utamanya adalah kegagalan untuk mencapai atau mempertahankan aurosal atau gairah  dalam berhubungan seks. Pada wanita gangguan ini di sebut frigiditas yang di tandai dengan tidak tercapainya lubrikasi (pelumasan) dan membukanya vagina, seringkali di sertai dengan tidak adanya perasaan erotis bahkan reaksi emosi yang negative, akibatnya penderita sering menghindari hubungan tersebut.



GANGGUAN IDENTITAS GENDER

Identitas gender adalah perasaan menjadi bagian dari jenis kelamin sendiri dan bukan jenis kelamin yang lain, misalnya seorang pria yang mempresepsikan dirinya adalah pria (maskulin) dan wanita yang mempresepsikan dirinya wanita (feminim). Atau dalam penjelasan lain dikatakan bahwa identitas gender adalah pengalaman atau presepsi individu terhadap peran gendernya, sedangkan peran gender merupakan ekspresi dari identitas gender seseorang kepada masyarakat.

Individu dapat dianggap mengalami gangguan identitas gender bila dia merasa tidak nyaman akibat konflik antara jenis kelamin dan peran gendernya, individu yang mengalaminya akan merasa tidak nyaman dengan jenis kelaminnya tersebut, sehingga dia mempunyai dorongan yang kuat untuk menghindari genitalnya, berprilaku sebagai  peran gender dari jenis kelamin lain, serta hidup dalam kelompok jenis kelamin lain.  

2 komentar:

SEMOGA BERMANFAAT Jual bawang dayak, yang banyak akan manfaat, salah satunya mengobati gangguan sexsual || Kami petani bawang dayak pacitan Jawa Timur menawarkan berbagai macam bawang | Segar 55k/kg |Kering 160k/kg |Serbuk 200k/kg |Bibit 90k/kg | KAMI KIRIM BARANG DULU DEMI KENYAMANAN ANDA BERTRANSAKSI DENGAN KAMI | pesan sekarang sms 085740049996 | atau kunjungi Herbaldayak.blogspot.com

Kalah terus tidak pernah menang?
selalu Deposit tidak pernah WD?
kartu yang dibagikan selalu jelek?

ROYALQQ.POKER jalan menuju kemenangan...
Mani dan Buktikan sendiri..

Posting Komentar