This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 27 Februari 2012




Guys, anda sudah pasti pernah dengar yang namanya stress, tapi apakah stress yang sebenarnya itu? Apa gejalanya? Apa bisa disembuhkan? Dengan cara apa? Sabaaar..di sini saya mencoba menjelaskan sedikit apa yang saya ketahui tentang stress.
Pada umumnya kita mengetahui bahwa stres merupakan sebuah gangguan terhadap tubuh karena tekanan psikologis, stress bukanlah sebuah penyakit yang di derita oleh fisik melainkan kejiwaan, namun dari gangguan kejiwaan ini bisa berdampak negative terhadap keadaan fisik, contoh kasus yang pernah kita lihat yaitu ada orang yang mampu melukai dirinya sendiri dengan benda tajam, bahkan ada yang berencana mengakhiri hidupnya dengan cara apapun, ini di sebapkan tekanan dari lingkungan sekitar yang membebani pikiran dan jika di biarkan menumpuk maka akan munculah yang kita kenal stress pada seseorang.
Kemudian apa saja gejala – gejala stress itu? Sebenarnya ada banyak gejala yang memperlihatkan bahwa Anda sebenarnya sedang dilanda stres tapi disini saya hanya akan menuliskan sedikit saja, maklum namanya juga baru belajar nulis.. :D


1.      INSOMNIA


Insomnia adalah sebuah penyakit atau gangguan di mana seseorang menjadi sulit untuk tidur, seseorang  akan mengalami kesulitan tidur yang pulas dikarenakan banyak pikiran yang membebaninya, suasana hatinya menjadi tidak nyaman, gelisah dan bahkan jikapun dia mampu tertidur maka tidak akan lama atau akan sering bbermimpi buruk






2.     MUNCULNYA JERAWAT
Untuk para remaja biasanya mereka menganggap munculnya jerawat di wajah mereka karena sedang puber (istilah gaulnya kira-kira sperti itu) atau ada juga yang menggangap jerawat muncul di karenakan sering mengkonsumsi kacang (berarti kalo makan jerawat timbul kacang? Haha :D) hmm..mungkin saja kedua hal ini benar tapi hati – hati menurut Gil Yosipovitch, MD, profesor dermatologi klinis di Wake Forest University, Stres dapat meningkatkan peradangan (inflamasi) yang menyebabkan jerawat.



3.      SAKIT PERUT DAN MUAL
Dalam hal ini  biasanya stress yang di munculkan akibat kecemasan yang berlebihan, dalam rasa cemas yang berlebihan seseorang akan susah berkonsentrasi dan mulailah muncul berbagai penyakit seperti sakit kepala atau sakit perut dan mual dari sebuah studi yang melibatkan 1.953 pria dan perempuan menemukan bahwa individu yang mengalami stres tiga kali lebih mungkin untuk mengalami sakit perut, meskipun menurut para peniliti bahwa secara ilmiah belum dapat di jelaskan hubungan antara sakit perut dan stress, namun hal ini juga di perkuat oleh sebuah teori yang menyatakan bahwa usus memiliki hubungan dengan jalur saraf di otak. Jadi, ketika pikiran bereaksi terhadap stres, usus mengambil sinyal yang sama.

4.      MASALAH PADA MULUT
Menurut Matthew Messina, DDS, penasehat konsumen untuk American Dental Association bahwa Kondisi rahang yang sakit dapat menjadi tanda bahwa Anda sedang mengalami gigi gemeretak (bruxism), yang biasanya terjadi selama tidur dan hal ini dapat diperburuk oleh stres, kata. 
Menggertakkan gigi saat tidur termasuk dalam gangguan dalam tidur, yang juga disebut sleep bruxism.Kebiasaan itu merupakan kebiasaan yang tidak disadari pelakunya. Sampai saat ini, penyebab sleep bruxism ini tidak diketahui secara pasti.
Namun beberapa peneliti mengatakan, orang yang punya kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur biasanya adalah orang sedang stres dan mencari solusi dari masalahnya. Kesimpulan tersebut dihasilkan berdasarakan penelitian terhadap 48 orang yang mengalami sleep bruxism.

 Kemudian Riset para peniliti yang telah di lakukan dari 14 studi di Brazil menyatakan bahwa seseorang yang mengalmi stress akan memiliki resiko mudah mengidap penyakit periondontal, ini akibat peningkatan hormon stress (kortisol) yang berlangsung secara berulang dan trus menerus akan dapat menggangu system kekebalan tubuh dan akan lebih memungkinkan bakteri dapat menyerang gusi

5.      NYERI HAID
Kali ini untuk wanita, wanita cenderung akan lebih mungkin mengalami menstruasi yang sangat menyakitkan bila dia sedang stress. Dalam sebuah penelitian di duga stress turut berperan besar terhadap pengaruh keseimbangan hormon dalam tubuh


Itulah beberapa gejala jika seseorang mengalami stress, kemudian jika ada yang menanyakan apakah stress ini bisa di sembuhkan? Saya pikir tentu bisa, bagaimana? Tidak sedikit orang atau lebih khususnya anak muda yang mengalami stress akan berakhir dengan minuman keras atau narkoba, hal ini tentulah salah dengan cara seperti ini hanya akan memperpanjang masalah dan bahkan malah memperburuk kondisi kesehatan tubuh kita, lalu dengan cara bagaimana? Dari hal yang biasa saya lakukan adalah minum teh hangat dan memakan coklat, teh dapat membuat pikiran kita menjadi rileks sedangkan coklat juga dapat menenangkan diri kita, dan cara ini lebih murah dan praktis namun jika stress yang anda alami sudah sangat parah maka saya sarankan untuk mengunjungi psikolog atau psikiater.


Kamis, 02 Februari 2012

GANGGUAN SEKSUAL



Gangguan seksual adalah penyimpangan atau hal yang tidak lazim yang di lakukan manusia saat berhubungan seks, dalam penjelasan kali ini ada beberapa macam gangguan seksual.

Parafilia di ambil dari kata “para” yang artinya penyimpangan dan “filia” artinya obyek atau situasi yang disukai. Parafilia menunjuk pada obyek yang menyimpang misalnya dengan benda atau anak kecil maupun aktivitas seksual yang menyimpang misalnya memamerkan alat genital. Penyimpangan ini bisa mengganggu hubungan seksual yang sehat mengingat banyak penderita parafilia yang sudah menikah, disamping itu penderita parafilia ini bisa terjerat dalam pengadilan karena aktivitas seks mereka yang sering merenggut korban, misalnya mengintip orang lain, memamerkan di depan orang lain serta memilih anak kecil sebagai obyek seks.

Ada beberapa jenis gangguan parafilia yaitu : pedofilia, eksibionisme, voyeurisme, sadism seksual, masokhisme seksual, fetitisme, transvetisme, zofilia, froteurisme dan homoseksual, ada juga gangguan seksual yang mencangkup nectrofilia (hubungan seks dengan mayat) dan telephone scatologia (gairah seks dengan bertelphon cabul).

Adapun terapi yang di gunakan dalam mengatasi parafilia yaitu dengan terapi prilaku “Aversion Therapi” yang menggunakan prinsip kondisioning klasik, prosedurnya adalah memberikan stimulus aversif (menyakitkan) di hubungkan dengan prilaku seksual yang menyimpang, misalnya penderita sadisme yang mendapat kejutan listrik saat membayangkan prilaku seks yang kejam.






A.       PEDOFILIA (Pedophilia)

Jenis parafilia yang banyak mendapatkan sanksi dari masyarakat umum adalah para penderita pedofilia, ciri utamanya yaitu dorongan seksual yang kuat terhadap anak kecil (biasanya di bawah umur 13 tahun). Melalui kontak dengan anak - anak penderita berusaha untuk mendapatkan kepuasan seksual.

Hampir semua penderita gangguan ini adalah pria, penyimpangan seksualnya mencangkup aktivitas melihat, anak sambil melakukan masturbasi, menjabah bagian tubuh anak termasuk di bagian alat kemaluan, menyuruh anak memanipulasi alat kelamin penderita dan bahkan melakukan hubungan seks dengan anak.

Umumnya penderita pedofilia adalah orang yang takut gagal dalam hubungan seks secara normal terutama menyangkut hubungan seks dengan wanita berpengalaman, akibatnya dia mengalihkannya pada anak – anak karena kepolosan anak tidak akan mengancam harga dirinya dan di samping itu saat masa kanak – kanak, penderita meniru perilaku seks dari model atau contoh yang buruk.


B.        EKSIBIONISME

Eksibionisme adalah dorongan untuk mendapatkan kepuasan seksual dengan memperlihatkan alat genital terhadap orang yang tidak di kenal. Setelah memperlihatkan alat genitalnya penderita tidak bermaksud melakukan aktivitas seksual lebih lanjut kepada korban misalnya memperkosa, oleh sebab itu gangguan ini tidak berbahaya secara fisik terhadap korban.

Hampir semua penderitaa eksibionisme adalah pria dan korbanya adalah wanita (dewasa dan anak – anak). Para ahli mengatakan penderita eksibionisme biasanya mengalami hubungan yang buruk dengan pasangan seksnya, mereka tidak percaya diri dalam hal seksual dan biasanya tidak matang dalam perannya sebagai pria meski demikian mereka mempunyai dorongan seks dan ingin di anggap oleh wanita. Ketidakpastian dan dorongan seks yang tidak terpuaskan tersebut membuat penderita ingin mengejutkan wanita guna menunjukan power seksnya yang tidak bisa di ekspresikan secara normal. Dampak dari pemer penis inilah yang merupakan inti perbuatannya, reaksi terkejut, takut, malu dan jijik dari korban dianggap merupakan pujian bagi kejantanannya.



C.       VOYEURISME (Voyeurism)

Voyeurisme berasal dari kata “voir” artinya melihat, ciri utama gangguan ini adalah dorongan untuk memperoleh kepuasan seks dengan cara melihat organ seks orang lain atau orang orang yang sedang melakukan seks, kepuasan yang didapat saat mengintip atau membayangkan adegannya, setelah mengintip penderita tidak bermaksud untuk melakukan tindakan seksualnya dengan orang yang telah di intipnya.

Menurut psikodinamika modern, voyeurisme di dorong oleh ketakutan terhadap kemampuan dalam hubungan dengan wanita, perilaku mengintip di anggap lebih aman di bandingkan melakukan hubungan seks, mengintip dapat memuaskan rasa ingin tahu tanpa resiko penolakan atau turunnya harga diri, ia juga membantu mengkompensasi  yang rendah diri dari pengalaman masa kanak – kanak dan remaja terhadap wanita.

Umumnya penderita  berasal dari keluarga yang puritan terhadap masalah seks, ini membuat penderita sangat malu sehingga menghambat melakukan seks secara normal. Rasa malu memperkuat prilakunya untuk mengintip, Jadi hanya dengan mengintip atau melihat penderita bisa mencapai orgasme atau kepuasan seks karena penderita merasa tidak terancam.


D.       SADISME SEKSUAL (Sexual Sadism)

Istilah sadisme ini berasal dari seorang penulis yang bernama Marquis De Sade, dalam karya tulisannya di gambarkan seorang tokoh yang memperoleh kepuasan seks dengan cara menyiksa pasangannya secara kejam dan ini adalah cirri utama dari sadisme seksual, siksaan bisa secara fisik (memukul dan menendang) dan psikis (menghina dan mencaci maki) penderitaan dari korban inilah yang membuatnya bergairah dan puas.

Gangguan ini biasanya di derita pria, psikoanalisa memandang gangguan ini sebagai cara untuk menurunkan kecemasan dalam mencari kepuasan seksual pada masa kanak-kanak. Mekanisme pertahanan yang bekerja secara tidak di sadari ini yang mengarah pad aide yang lebih sadis.


E.        Masokhisme Seksual (sexual Masochism)

Istilah masokhisme di ambil dari nama novelis Leopold von Sacher Masoch. Ia menulis tentang seorang tokoh novelnya yang mencapai kepuasan seksual bila di perlakukan secara menyakitkan. Ciri utama dari masokhisme seksual adalah memperoleh kegairahan dan kepuasan seksual dengan cara di perlakukan dengan cara kejam, baik di sakiti secara fisik (dipukul, di ikat dsb) atau psikis ( di hina atau di remehkan). Perlakuan kejam bisa di lakukan dengan sendiri atau di lakukan oleh pasangan.


F.        FETISISME (Fetishim)

Ciri utama dari gangguan ini adalah penderita akan menggunakan benda sebagai cara untuk mendapatkan gairah atau kepuasan seksual, benda yang di gunakan bisa beragam misalnya pakaian dalam, kaus kaki sepatu dan lain sebagainya, gangguan ini biasanya di alami pria, penderita akan melakukan masturbasi sambil memegang, meremas-remas atau mencium benda tersebut, atau bisa juga dengan cara menyuruh pasangan seksnya untuk menggunakan benda tersebut saat melakukan hubungan seks.

Benda-benda ini di gunakan untuk membangkitkan gairah jadi tanpa benda tersebut penderita tidak bisa melakukan hubungan seksual.


G.       TRANSVESTISME (Transvestism)

Gambaran utama yaitu penderita akan mendapatkan gairah atau kepuasan seksual bila dia berpakaian seperti lawan jenisnya (misalnya laki-laki yang menggunakan pakaian wanita), umumnya penderita gangguan ini adalah laki-laki, penderita biasanya menyimpan koleksi pakaian wanita. Ketika sedang berpakaian wanita, penderita akan melakukan mastutbasi sambil membayangkan ada seorang pria yang tertarik kepada dirinya sebagai seorang wanita.

Ada yang hanya menggunakan sebagian misalnya memakai pakaian dalamnya saja dan ada yang berpakaian lengkap termasuk make-up. Umumnya penderita jarang melakukan hubungan seks dengan wanita, penderita transvestisme bisa juga terlibat dalam homoseksual.


H.       ZOFILIA (Zoophila)

Gangguan ini juga dapat disebut dengan bestiality, ciri utamanya yaitu penderita akan mendapatkan gairah dan kepuasan seksual dengan cara melakukan kontak seksual dengan hewan. Kontak seksual bisa berupa senggama dengan hewan (lewat anus atau vagina hewan), atau menyuruh hewan untuk memanipulasi alat genitalnya, diantara penyimpangan seksual, kasus zofilia ini yang jarang di temukan.


I.          FROTERISME (frotteurism)

Ciri utama dari gangguan ini adalah penderita akan menyentuh atau meremas-remas organ seks orang yang tidak di kenalinya, penderita biasanya senang berada di tempat umum yang penuh sesak dimana dia bisa melarikan diri dengan mudah dan biasanya yang menjadi korban adalah wanita yang menarik perhatian dengan pakaian yang ketat. Penderita akan berfantasi sedang melakukan hubungan seks yang hebat dengan korban saat menjalankan aksinya tersebut, penderita sadar bahwa untuk menghindari kemarahan dari korban dia harus cepat-cepat menghindar  dan menghilang.

J.         HOMOSEKSUAL (Homosexuality)

Dalam dunia barat terjadi perdebatan yang seru apakah homoseksualitas di masukan ke dalam gangguan mental atau tidak ? Ciri utama dari homoseksualitas ini adalah penderita lebih memilih pasangan seksual yang sama jenis dengan dirinya (misalnya pria dengan pria atau wanita dengan wanita).




                                                   DISFUNGSI SEKSUAL

Klasifikasi disfungsi seksual

A.    Gangguan keinginan seksual (Sexual Desire Disorder)

Merupakan Gangguan yang paling banyak di jumpai, cirri utamanya adalah tidak adanya gairah untuk melakukan hubungan seks, hal ini bisa di karenakan oleh faktor usia, ketidak puasan seks terhadap pasangan, lingkungan yang menimbulkan ketidak inginan untuk berhubungan seks. Hilangnya gairah seks bisa bersifat menyeluruh (global), maupun situasional.

Yang pertama penderita tidak mempunyai keinginan sama sekali bahkan dalam bentuk fantasi sekalipun, dalam kasus tertentu malah di iringi dengn rasa ketakutan sperti yang sering di alami oleh korban pemerkosaan, sedangkan yang situasional lebih sering terjadi misalnya seorang pria yang hanya timbul keinginannya untuk melakukan hubungan seks saat dalam kondisi psikologisnya aman.


B.     Gangguan Gairah Seksual (Sexual Aurosal Disorder)

Ciri utamanya adalah kegagalan untuk mencapai atau mempertahankan aurosal atau gairah  dalam berhubungan seks. Pada wanita gangguan ini di sebut frigiditas yang di tandai dengan tidak tercapainya lubrikasi (pelumasan) dan membukanya vagina, seringkali di sertai dengan tidak adanya perasaan erotis bahkan reaksi emosi yang negative, akibatnya penderita sering menghindari hubungan tersebut.



GANGGUAN IDENTITAS GENDER

Identitas gender adalah perasaan menjadi bagian dari jenis kelamin sendiri dan bukan jenis kelamin yang lain, misalnya seorang pria yang mempresepsikan dirinya adalah pria (maskulin) dan wanita yang mempresepsikan dirinya wanita (feminim). Atau dalam penjelasan lain dikatakan bahwa identitas gender adalah pengalaman atau presepsi individu terhadap peran gendernya, sedangkan peran gender merupakan ekspresi dari identitas gender seseorang kepada masyarakat.

Individu dapat dianggap mengalami gangguan identitas gender bila dia merasa tidak nyaman akibat konflik antara jenis kelamin dan peran gendernya, individu yang mengalaminya akan merasa tidak nyaman dengan jenis kelaminnya tersebut, sehingga dia mempunyai dorongan yang kuat untuk menghindari genitalnya, berprilaku sebagai  peran gender dari jenis kelamin lain, serta hidup dalam kelompok jenis kelamin lain.  

Kamis, 26 Januari 2012

JURNAL KEGIATAN



DINAMIKA KELOMPOK
“JURNAL KEGIATAN”

No              :  1
Nim            :  111 410 063
Nama          :  Andri Rizki Rotinsulu
Universitas :  UNG
Kegiatan     :  Pelatihan Peningkatan Profesional konselor
Materi        : -  Tekhnik-Tekhnik Bimbingan Kelompok
-          Impact Counseling
Waktu        :  07.00- selesai
Tempat       :  Gedung Aula Terbuka PGSD
Pemateri     :  Dr.Nandang Rusmana, M.Pd
1.      Eksperientasi
Dalam kegiatan ini saya melakukan  :
a.       Mempelajari pola bimbingan konseling
b.      Mempelajari tehnik – tehnik dalam berdinamika kelompok
c.       Mengetahui bidang garapan guru BK yang sebenarnya
d.      Melakukan Refleksi
e.       Melaksanakan Simulasi – simulasi dan games dalam kegiatan ini

2.      Identifikasi
Setelah melakukan kegiatan ini saya merasa :
a.       Banyak mendapat ilmu pengetahuan
b.      Ada perubahan dari diri saya
c.       Memiliki pengalaman yang luar biasa



3.      Analisis
Hal ini berarti saya adalah :
a.       Orang yang harus mempelajari lagi lebih jauh tentang dinamika kelompok
b.      Orang yang harus bisa melaksanakannya di masa sekarang dan masa depan

4.      Generalisasi
Setelah melakukan kegiatan ini saya akan dan atau tidak akan :
a.       Akan melakukan perubahan diri
b.      Melaksanakan apa yang sudah di ketahui dari kegiatan ini kepada orang lain
c.       Tidak akan menganggap remeh lagi tentang kelompok

5.      Tindak Lanjut
a.       Akan mempelajari dan menerapkan kepada orang lain (siswa) secara maksimal
b.      Membuat simulasi – simulasi atau games baru yang dapat memancing kreativitas












No              :  2
Nim            :  111 410 063
Nama          :  Andri Rizki Rotinsulu
Universitas :  UNG
Kegiatan     :  Pelatihan Peningkatan Profesional guru pembimbing
Materi        :
-          Satuan Layanan Bimbingan Konseling
-          Assesmen Kebutuhan Siswa.
-          Cinema Teraphy dalam Pembinaan Karakter Siswa,
Waktu        :  07.00- selesai
Tempat       :  Gedung AulaTerbuka PGSD
Pemateri     :  
-       Drs. H. Abdul Kadir Husain, M.pd, Kons
-       Dra. H. Mariyam Rahim
-       Aam Imaddudin, M.pd

1.      Eksperientasi
Dalam kegiatan ini saya melakukan  :
a.       Mempelajari tentang bagaimana mengolah assesmen kebutuhan siswa
b.      Mempelajari tentang satuan layanan
c.       Mempelajari tentang cinema teraphy
d.      Melakukan simulasi dan games

2.      Identifikasi
Setelah melakukan kegiatan ini saya merasa :
a.    Tertambah pengetahuan
b.   Memiliki pengalaman yang luar biasa
c.    Tertarik dengan adanya materi cinema teraphy

3.      Analisis
Hal ini berarti saya adalah :
a.    Orang yang harus bisa melakukan satuan layanan dan Assesmen Kebutuhan Siswa

4.      Generalisasi
Setelah melakukan kegiatan ini saya akan dan atau tidak akan :
a.       Harus mengutamakan yang namanya kejujuran
b.      Sering melakukan kegiatan satuan layanan
c.       Tidak mudah putus asa dalam kegagalan dan kekurangan hidup

5.      Tindak Lanjut
a.       Ini akan menjadi motivasi saya untuk belajar dan menjadi sukses di kedepanya nanti

RANCANGAN OPERASIONAL KELOMPOK


BAB 1


Perkembangan sebuah kelompok selalu berbeda satu dengan yang lainnya. Namun demikian, terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk membentuk sebuah kelompok. Yang menarik adalah setiap kelompok selalu memiliki dinamikanya sendiri. Menyikapi hal tersebut, seorang fasilitator sebaiknya dapat berperan sebagai penyeimbang – balancer – agar dinamika kelompok dapat mencapai hasil yang diinginkan Berikut ini adalah beberapa tahapan dalam rancangan operasional kelompok


1.      Forming
Forming adalah tahap orang berkumpul dan membentuk sebuah kelompok. Pada suatu kegiatan, tidak sedikit peserta yang mengikutinya karena penugasan. Kondisi seperti ini tidak jarang menimbulkan perasaan was-was maupun keraguan di hati peserta tersebut. Beberapa pertanyaan yang mungkin muncul adalah “Apakah saya dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik?” atau “Apakah saya dapat berbaur dengan peserta yang lain?”. Seorang fasilitator diharapkan dapat memastikan bahwa setiap peserta yang terlibat dalam kegiatan tersebut merasa nyaman dengan lingkungan barunya tersebut. Berikan perhatian secara khusus kepada peserta. Berikan waktu kepada para peserta untuk saling mengenal satu sama lain.

Ø  Simulasi 1: Drawing
Ø  Simulasi 2: Saya adalah..
Ø  Simulasi 3: Pasar senggol




2.      Storming (Peralihan)
Pada tahap ini, pembangunan peran diantara masing-masing peserta mulai terbentuk. Storming merupakan fase yang sangat penting dalam dinamika kelompok, karena pada tahap ini akan terjadi tarik menarik, uji coba, bahkan konflik. Benturan antarpribadi sangat mungkin terjadi pada tahap ini – bahkan benturan antara peserta dengan pemimpin kelompok. Seorang fasilitator diharapkan dapat memberikan dukungan kepada seluruh kelompok. Dengan mengembangkan dan menggunakan teknik-teknik fasilitasi, fasilitator juga perlu senantiasa mengingatkan peserta akan tujuan dan norma-norma kelompok. Usahakan agar fasilitator dapat menjaga terjadinya keterbukaan dan mendorong setiap peserta untuk mengatasi konflik yang terjadi.

Ø  Simulasi 1: Timbal – balik
Ø  Simulasi 2: Pengambilan keputusan
Ø  Simulasi 3: Melangkah masuk

3.       Norming (penormaan)
Tahapan ini merupakan tahap stabilisasi dimana aturan, ritual, dan prosedur telah ditetapkan dan diterima oleh seluruh peserta. Peserta telah menyepakati identitas perasn sehingga terciptanya suasana kebersamaan. Jalan menuju kemajuan disepakati dan disetujui bersama. Fasilitator diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menghaluskan proses. Jika diperlukan, perbaiki atau sesuaikan norma yang ada, untuk kemudian diserahkan kembali implementasinya kepada kelompok.

Ø  Simulasi 1: Keranjang bola
Ø  Simulasi 2: Kereta api
Ø  Simulasi 3: Manusia mesin



4.      Performing (Pelaksanaan)
Tahap performing belum tentu dicapai oleh semua tim. Performing dicapai jika struktur telah berfungsi dan diterima secara penuh yaitu anggota tim berorientasi pada tugas juga pada manusia. Kerja sama dan interdependensi digunakan dengan baik untuk mencapai tujuan kelompok. Untuk tim permanen, performing adalah tahap terakhir sedangkan untuk tim yang bersifat sementara berlanjut ke tahap adjourning sebagai tahap terakhir


Ø  Simulasi 1: Kuwo-kuwo
Ø  Simulasi 2: Tebak gambar
Ø  Simulasi 3: Tebak Kata



5.      Adjourning (Pengakhiran)
Adjorning adalah tahap persiapan untuk membubarkan diri. Berprestasi sudah bukan menjadi prioritas utama. Anggota tim lebih memfokuskan perhatian pada penyelesaian aktivitas seperti seremonial sebagai penutupan. Dapat disimpulkan bahwa tahap ini mengimplikasikan bahwa tim yang produktif dan berkembang adalah tim yang telah mencapai tahap performing. Tahap forming, storming dan norming merupakan tahap kritis sebelum tim berjalan dengan produktif dan mengalami perkembangan.
Ini adalah tahap yang terakhir dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap manapun ketika mereka mengalami perubahan (transforming). Misalnya jika ada  review mengenai  goal ataupun ada perubahan anggota kelompok

Ø  Simulasi 1: Jaringan laba - laba
Ø  Simulasi 2: Secara pribadi
Ø  Simulasi 3: Sebuah surat kecil untuk saya


6.      Ice Breaking
Ice Breaking adalah padanan dua kata Inggris yang mengandung makna “memecah es”. Istilah ini sering dipakai dalam training dengan maksud menghilangkan kebekuan-kebekuan di antara peserta latihan, sehingga mereka saling mengenal, mengerti dan bisa saling berinteraksi dengan baik antara satu dengan yang lainnya. Hal ini dimungkinkan karena perbedaan status, usia, pekerjaan, penghasilan, jabatan dan sebagainya akan menyebabkan terjadinya dinding pemisah antara peserta yang satu dengan yang lainnya. untuk melebur dinding-dinding penghambat tersebut, diperlukan sebuah proses ice breaking

Ø  Simulasi 1 : Up, down and shake
Ø  Simulasi 2 : Kata Simon
Ø  Simulasi 3 : Sulap


7.      Refleksi

Pengertian Refleksi Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atauberfikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masayamg lalu (Nurhadi 2004: 51).Refleksi diperlukan karena pengetahuan harus dikontekstualkanagar sepenuhnya dipahami dan diterapkan secara luas.









BAB 2

TAHAPAN KEGIATAN

1.      Forming (Pembentukan)

Simulasi 1:

Nomor Kegiatan

Nama Kegiatan
Drwaing
Jenis Kegiatan
Sesi awal (forming)
Tujuan
Membentuk kelopok
Peserta
Siswa SD kelas 4,5,6.
Alat dan Bahan
Kertas yang sudah di tuliskan dari angka 1 sampa angka 4 atau di sesuaikan
Durasi
20 menit
Tanggal Pelaksanaan


Proses Kegiatan
a.       Eksperientasi
§  Peserta di minta untuk mengambil sebuah kertas yang bertuliskan nomor yang ada dalam kotak
§  Berkumpul dengan nomor yang sama
b.      Identifikasi
§  Berapa anggota dalam setiap kelompok?
c.       Analisis
§  Apakah anda akan mudah beradaptasi di kelompok ini?
§  Bagaimanakah perasaan anda setelah mengetahui anggota kelompok?
d.      Generalisasi
§  Bagaimana cara menghafal nama seluruh anggota kelompok tanpa tertukar satu dengan lainnya
e.       Evaluasi dan Refleksi
§  Drawing (undian)  ini di lakukan untuk proses pembagian anggota kelompok.
§  Dapat di lakukan di dalam maupun di luar ruangan.








Simulasi 2:

Nomor Kegiatan

Nama  Kegiatan
Saya adalah..
Jenis Kegiatan
Sesi awal (Forming)
 Tujuan
§  Mendorong partisipasi peserta.
  • Agar peserta saling mengenal satu sama lain.
Peserta
Siswa sekolah dasar kelas 4,5,6.
Alat dan Bahan
Selembar kertas, pulpen dan selotip atau peniti
Durasi
30-40 menit
Tanggal Pelaksanaan


Proses Kegiatan
a.    Eksperientasi
§  Bagikan kertas bertuliskan ‘Saya adalah …’ dan pulpen untuk masing-masing peserta.
§  Beritahukan  kepada peserta mereka memiliki waktu 10 menit untuk menulis 10 jawaban pertanyaan tersebut.
§  Setelah waktu persiapan habis, mintalah peserta untuk memasang kertas tersebut di depan kaos atau baju mereka kemudian berjalan mengelilingi ruangan sambil membaca kertas peserta lainnya. Tahap ini dilakukan tanpa bersuara.
§  Setelah 10 menit para peserta diminta untuk berbicara dengan orang yang memiliki kertas yang kelihatannya menarik atau mereka boleh mengajukan pertanyaan yang mungkin muncul pada saat membaca lembaran tersebut.
b.      Identifikasi
§  Apakah ada seseorang yang menemukan orang dengan jawaban yang sama dengannya?
  • Apakah orang merasa terancam menuliskan informasi tersebut dikarenakan orang lain akan membacanya?
c.       Analisis
§  Di kehidupan sehari-hari kita memiliki kesulitan dalam menghafalkan nama. Tekhnik ini dapat dicoba, namun orang mungkin akan berpikir terlebih dahulu tentang hal yang tidak lazim mengenai diri mereka.
d.      Generalisasi
§  Peserta menulis hal-hal tentang mereka untuk dilihat oleh anggota kelompok lainnya.
e.       Evaluasi dan Refleksi
§    Kegiatan ini baik di gunakan untuk mengakrabkan peserta didik dengan teman lainnya.
§    Dapat di lakukan di dalam dan di luar ruangan.


Simulasi 3:
NomorKegiatan

Nama Kegiatan
Pasar senggol
Jenis Kegiatan
Sesi awal (forming)
Tujuan
Agar peserta lebih mengenal satu sama lain
Peserta
Siswa SD kelas 4,5,6.
Alat dan Bahan
Sebuah meja dengan barang-barang pilihan yang biasa terdapat di pasar senggol, misalnya pakaian, permainan, asesoris dll, kain yang lebar dibutuhkan untuk menutupi semua barang sebelum latihan dimulai.
Durasi
15-30 menit
Tanggal Pelaksanaan


Proses kegiatan
a.       Eksperientasi
§  Letakkan barang-barang di atas meja dan tutupi dengan kain sebelum peserta memasuki ruangan.
§  Beritahukan peserta bahwa ketika kain penutup dibuka, mereka maju ke depan dan memilih sebuah benda di atas meja yang karena alasan tertentu menarik minat mereka.
§  Setelah semua orang, telah memilih benda, mereka harus memperkenalkan diri mereka dan menyatakan mengapa benda tersebut menarik bagi mereka.
b.      Identifikasi
§  Apakah anda lebih mudah mengenal teman – teman anda?
c.       Analisis
§  Apakah ada yang memperhatikan bahwa beberapa barang yang dipilih sesuai dengan orang yang memilihnya?
§  Adakah yang memperhatikan bahwa sebuah benda kelihatan lebih sesuai untuk peserta yang lain? Mengapa?
d.      Generalisasi
§  Bagaiman cara mengenal lebih dekat teman anda
e.       Evaluasi dan Refleksi
§  Kegiatan ini baik di gunakan untuk mengakrabkan peserta didik dengan teman lainnya.
§  Dapat di lakukan di dalam dan di luar ruangan.


2.      Storming (Peralihan)
Simulasi 1:

Nomor Kegiatan

Nama Kegiatan
Timbal balik
Jenis Kegiatan
Sesi transisi (storming)
Tujuan
Pembentukan identitas kelompok
Peserta
Siswa sekolah dasar kelas 4,5,6.
Alat dan Bahan
Pulpen dan kertas
Durasi
60 menit
Tanggal pelaksanaan


Proses Kegiatan
a.       Eksperientasi
§  Setiap peserta menuliskan mengapa dia harus berkelompok dan mengapa kelompok membutuhkanya
§  Kertas di gulirkan ke semua anggota dan setiap peserta harus mengisi kolom mengapa kelompok membutuhkanya
b.      Identifikasi
§  Apakah anda merasa lebih yakin dengan kelompok anda ?
c.       Analisis
§  Apakah kelompok tersebut sudah bisa saling membutuhkan?
d.      Generalisasi
§  Bagaiman perasaan anda mengetahui alasan teman anda?
e.       Evaluasi dan Refleksi
§  Simulasi timbal balik ini di lakukan setelah terbentuk kelompok




Simulasi 2:
Nomor Kegiatan

Nama Kegiatan
Pengambilan keputusan
Jenis  Kegiatan
Sesi peralihan (storming)
Tujuan  
Memotivasi peserta untuk aktif dalam kelompok.
Peserta  
Siswa sekolah dasar kelas 4,5,6.
Alat dan Bahan
Kertas dan polpen
Durasi
30-40 menit
Tanggal Pelaksanaan


Proses Kegiatan
a.    Eksperientasi
§  Bacakan sebuah cerita dilema moral dan buatlah seolah – olah cerita tersebut sedang terjadi pada kelompok mereka
§  Setiap peserta harus mengeluarkan pendapat
b.    Identifikasi
§  Apakah penyelesaian cerita di diskusikan secara bersama?
§  Apakah ada individu yang lebih dominan?
c.    Analisis
§  Apakah anda mendapatkan kesulitan dalam melakukan pengambilan keputusan?
§  Apakah anda sudah merasa dekat dengan teman anda?
d.   Generalisasi
§  Sifat apa yang harus anda perbaiki agar lebih berhasil dalam permainan berikutnya?
e.    Evaluasi dan Refleksi
§   Dilakukan untuk membangkitkan semangat dan menguji kekompakan anggota kelompok.
§   Dapat dilakukan di dalam dan di luar ruangan.




Simulasi 3:

Nomor Kegiatan

Nama Kegiatan
Melangkah masuk
Jenis Kegiatan
Sesi Transisi (Storming)
Tujuan
Pembentukan identitas kelompok
Peserta
Siswa sekolah dasar kelas 4,5,6.
Alat dan Bahan
Satu rol selotip berwarna.
Durasi
5-10 menit
Tanggal Pelaksanaan


Proses Kegiatan
a.        Eksperientasi
§  Rekatkan empat garis selotip ke lantai sebelum sesi dimulai. Selotip tersebut harus membentuk persegi dan cukup besar untuk semua anggota kelompok untuk berdiri di dalamnya.
  • Di awal sesi tunjuklah persegi di lantai dan mintalah para peserta masuk ke dalamnya secara bergantian. Anda bisa mengarang suatu kisah mengapa mereka harus masuk ke dalam persegi tersebut.
  • Setelah semua peserta masuk, mintalah mereka keluar lagi. Kemudian lepaskan sebuah selotip dan pindahkan, buatlah persegi menjadi lebih kecil. Mintalah para peserta masuk ke dalamnya lagi, secara bergantian.
  • Lanjutkan prosedur ini hingga seluruh peserta berdesak-desakan dan saling memeluk satu sama lain.
b.            Identifikasi
§  Adakah peserta yang merasa tidak nyaman dengan latihan ini? Mengapa?
§  Bagaimana perasaan setiap orang tentang daerah mereka sendiri?
c.         Analisis
  • Apakah ada beberapa kultur yang memiliki pandangan berbeda?
d.        Generalisasi
§  Bagamana anda lebih bisa menerima diri dalam berkelopok
e.         Evaluasi dan Refleksi
§  Simulasi ini di lakukan setelah terbentuk kelompok.
§  Dilakukan terutama untuk membentuk identitas kelompok.



3.      Norming (Penormaan)
Simulasi 1:

Nomor Kegiatan

Nama Kegiatan
Keranjang bola
Jenis Kegiatan
Sesi penormaan (Norming)
Tujuan
Menguji kekompakan kelompok
Peserta
Siswa sekolah dasar kelas 4,5,6.
Alat dan Bahan
Bola plastik dan sebuah keranjang
Durasi
30 menit
Tanggal Pelaksanaan


Proses Kegiatan
a.         Eksperientasi
§  Pembimbing menyiapkan beberapa bola plastik dari yang kecil, sedang dan besar
§  Satu orang peserta dari setiap kelompok berdiri di depan dan agak jauh dari kelompok kemudian menaruh keranjang di atas kepalanya
§  Anggota yang lain bergantian berusaha memasukan bola ke keranjang tersebut hingga penuh dengan mata tertutup dan dengan arahan dari teman anggota lain
b.        Identifikasi
§  Apa yang anda rasakan setelah mengikuti kegiatan ini?
§  Apakah kelompok anda sudah kompak dalam kegiatan ini?
c.         Analisis
§  Apakah anda sudah marasa percaya dengan teman anda?
d.        Generalissasi
·         Bagaimana meningkatkan rasa kepercayaan dengan sesama anggota kelopok
e.         Evaluasi dan Refleksi
·         Di lakukan untuk menguji kepercayaan dan kekopakan kelompok.
·         Dapat di lakukan di dalam maupun di luar ruangan.

Simulasi 2:
Nomor Kegiatan

Nama Kegiatan
Kereta api
Jenis Kegiatan
Sesi penormaan (Norming)
Tujuan
Menguji kekompakan kelompok
Peserta
Siswa sekolah dasar kelas 4,5,6.
Alat dan Bahan
Kain penutup mata
Durasi
40 menit
Tanggal Pelaksanaan


Proses Kegiatan
a.         Eksperientasi
§  Setiap kelompok di minta untuk baris berbanjar menurut ketinggian dan yang paling tinggi postur badanya harus berada di depan
§  Setiap anggota kelompok di tutup matanya dengan kain kecuali orang kedua dari barisan dan kedua tangan setiap peserta berada di punggung teman mereka yang di depan
§  Peserta yang tidak di tutup matanya bertugas untuk mengarahkan seluruh temanya
b.        Identifikasi
§  Apakah ada anggota yang terluka saat melakukan kegiatan tersebut?
§  Apakah ada barisan yang terputus?
c.         Analisis
§  Apakah anda merasa kesulitan dalam melakukan kegiatan tersebut?
§  Apakah anda lebih percaya pada teman anda?
d.        Generalisasi
§  Apa anda sudah lebih yakin dengan kelompok anda?
e.         Evaluasi dan Refleksi
§  Dilakukan untuk membangkitkan semangat dan menguji kesiapan anggota kelompok.
§  Dapat dilombakan berdasarkan kelompok yang paling cepat menyelesaikan tugas.
§  Dapat dilakukan di luar ruangan.


Simulasi 3:
Nomor Kegiatan

Nama Kegiatan
Mesin manusia
Jenis Kegiatan
Proses penormaan (Norming)
Tujuan
Menguji kekompakan kelompok
Peserta
Siswa sekolah dasar kelas 4,5,6.
Alat dan Bahan

Durasi
30 menit
Tanggal Pelaksanaan


Proses Kegiatan
a.    Eksperientasi
§  Berikan waktu kepada tim untuk merancang sebuah mesin manusia dimana seluruh anggota tim adalah komponen mesin tersebut semua komponen manusia saling berhubungan satu sama lain dalam gerakan, satu aksi menimbulkan aksi yang lain.
§  Pada saat waktu perencanaan habis, masing-masing tim harus mendemonstrasikan ‘mesin manusianya.
§  Seluruh tim harus memilih rancangan yang terbaik.
b.    Identifikasi
§  Apakah setiap orang merasa nyaman dengan latihan ini?
c.    Analisis
§  Apakah anda merasa lebih kompak dengan anggota lain?
d.   Generalisasi
§  Apakah anda sudah merasa siap untuk melakukan kegiatan berikutnya?
e.    Evaluasi dan Refleksi
§  Dilakukan untuk membangkitkan kebersamaan dan kreativitas kelompok





4.      Performing (Pelaksanaan)
Simulasi 1:

Nomor Kegiatan

Nama Kegiatan
Kuwo - kuwo
Jenis Kegiatan
Sesi pelaksanaan ( performing)
Tujuan
Melatih kerjasama setiap tim
Peserta
Siswa SD kelas 4,5,6.
Alat dan Bahan
Kain untuk symbol bendera
Durasi
60 menit
Tanggal Pelaksanaan


Prosess Kegiatan
a.       Eksperientasi
§  Siapkan 2 tim atau kelompok untuk di tandingkan, 1 tim untuk menjaga benteng dan yang 1nya lagi menjadi buronan yang harus di tangkap tim yang menjaga benteng
§  Berikan waktu kepada tim yang menjadi buronan untuk bersembunyi, tim penjaga benteng akan selalu meneriakan “pate – paterek!” untuk menanyakan kesiapan tim buronan, jika sudah siap tim buronan akan membalas teriakan tersebut deng kata “kuwo!”
§  setelah itu tim penjaga benteng harus mencari setiap anggota dari tim buronan namun ada satu atau dua anggota yang tinggal untuk menjaga benteng
§  Cara menangkap buronan harus di sentuh badanya tapi buronan masih bisa bebas lagi jika ada temanya yang membebaskanya dengan cara yang sama
§  Tim buronan dapat merebut benteng dari tim penjaga dengan cara mengambil bendera benteng
§   Jika semua buronan tertangkap maka tim penjaga benteng yang menang tapi jika bendera benteng bisa di rebut tim buronan maka tim buronan yang menang
b.      Identifikasi
§  Sudah sejauh mana kesiapan dan strategi kelompok anda?
§  Adakah teman anda yang berbuat curang?
c.       Analisis
§  Apakah anda lebih termotivasi lagi untuk bekerja sama dengan kelompok?
d.      Generalisasi
§  Bagaiman strategi kelompok anda agar bisa menang?
e.       Evaluasi dan Refleksi
§  Di perlukan tempat yang luas
§  Akan lebih baik jika medan perang mendukung

Simulasi 2:

Nomor Kegiatan

Nama Kegiatan
Tebak gambar
Jenis Kegiatan
Sesi penampilan (Performing)
Tujuan
Dapat membangun kreativitas dan kerja sama anggota kelompok
Peserta
Siswa SD kelas 4,5,6.
Alat dan Bahan
Buku gambar
Durasi
5-10  menit
Tanggal Pelaksanaan


Prosess Kegiatan
a.       Eksperientasi
§  Mintalah peserta untuk berbaris berbanjar
§  Peserta yang berada paling belakang akan melihat gambar tersebut
§  Kemudian dia harus memberi tahukan gambar yang di lihatnya kepada teman yang ada di depanya tanpa bersuara begitu seterusnya hingga sampai pada peserta yang berada paling depan
§  Kelompok harus menebak jawaban yang benar

b.      Identifikasi
§  Apakah ada kelompok yang curang?
§  Apakah semua peserta menikmati simulasi ini?
c.       Analisis
§  Strategi apa yang harus di gunakan agar tim anda menang?
d.      Generalisasi
§  Apakah anda menikmati setiap tantangan dengan kelompok anda?
e.       Evaluasi dan Refleksi
§  Simulasi ini dapat di lakukan di luar atau di dalam ruangan
§  Mengembangkan kreativitas dari setiap kelompok

Simulasi 3:
Nomor Kegiatan

Nama Kegiatan
Menyusun Batang Koreng Api
Jenis Kegiatan
Sesi penampilan (Performing)
Tujuan
Meningkatkan kreativitas kelompok
Peserta
Siswa SD kelas 4,5,6.
Alat dan Bahan
Batang korek api minimal 30 batang, botol bekas.
Durasi
10 menit
Tanggal Pelaksanaan


Prosess Kegiatan
a.       Eksperientasi
§  Tiap kelompok berbaris ke belakang (buat 1 banjar)
§  Dihadapan barisan masing-masing kelompok sediakan batang korek api dan botolnya. Secara berurutan mulai dari orang paling depan mengambil satu batang korek api simpan di atas mulut botol, kemudian orang kedua mengil satu batang koreng api simpan juga diatas tutup botol, begitu terus sampai batang korek api habis/atau waktu habis.
b.      Identifikasi
§  Bagaimana kreativitas anggota kelompok?
§  Bagaiman harmonisasi kelompok dalam melakukan penyusunan batang korek api?
c.       Analisis
§  Bagaiman melatih kecepatan berfikir dalam kelompok?
d.      Generalisasi
§  Bagaimana strategi kelompok anda agar batang korek tersebut tidak jatuh
e.       Evaluasi dan Refleksi
§  Simulasi ini di lakukan untuk meningkatkan kreativitas anggota
§  Bisa di lakukukan di luar dan di dalam ruangan



5.      Adjouring (Pengakhiran)
Simulasi 1:

Nomor Kegiatan

Nama Kegiatan
Jaringan laba - laba
Jenis Kegiatan
Sesi pengakhiran (adjouring)
Tujuan
Memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan pesan terakhir kepada seluruh peserta lain.
Peserta
Siswa sekolah dasar kelas 4,5,6.
Alat dan Bahan
Sebuah gulungan besar wol atau benang
Durasi
30-60 menit tergantung banyaknya peserta
Tanggal Pelaksanaan


Proses Kegiatan
a.    Eksperientasi
§  Mintalah seluruh peserta berdiri dan membentuk sebuah lingkaran kecil.
  • Mulailah jaring labah-labah dengan melemparkan komentar Anda kepada seluruh peserta. Anda bisa menatakan tentang apa yang telah Anda peroleh dari program ini, apa yang Anda ingin lihat di masa yang akan datang dengan informasi baru yang telah diberikan, dll. Setelah Anda mengatakan sepatah dua patah kata, pegang ujung benang dan lemparkan gulungan benang tersebut kepada peserta di seberang lingkaran.
  • Si penerima gulungan memberikan pesan terakhir kepada peserta lainnya kemudian melemparkan gulungan benang kepada peserta lain sambil memegangi bagian benag yang terurai. Proses ini berlanjut hingga seluruh peserta mendapatkan kesempatan berbicara. Di akhir latihan seluruh peserta akan memegang benag dan benang tersebut akan membentuk bentuk yang serupa dengan jaring labah-labah.
b.    Identifikasi
§  Ada berapa pesan diluar dugaan anda yang anda dapatkan?
§  Lebih banyak pesan yang positif atau negative yang di suarakan peserta?
c.    Analisis
§  Hal – hal apa saja yang harus di perbaiki lagi?
d.    Generalisasi
§  Manfaat apa yang anda dapatkan dari kegiatan ini?
e.    Evaluasi dan Refleksi
§  Simulasi ini dapat digunakan sebagai penutup suatu program yang panjang

Simulasi 2:

Nomor Kegiatan

Nama Kegiatan
Secara pribadi
Jenis Kegiatan
Sesi akhir (Adjourning)
Tujuan
Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menyatakan apa yang menurut mereka, mereka dapatkan dari program ini
Peserta
Siswa SD kelas 4,5,6.
Alat dan Bahan

Durasi
40 menit
Tanggal Pelaksanaan


Proses Kegiatan
a.    Eksperientasi
§  Mintalah peserta untuk berpasang-pasangan. Kemudian melengkapi kalimat berikut kepada rekan mereka. ‘Secara pribadi, satu hal yang saya peroleh dari program ini adalah…’
§  Setelah masing-masing individu telah saling menjawab satu sama lain, Anda dapat berkeliling ruangan untuk mendapatkan respon spontan dari setiap peserta terhadap pertanyaan tersebut
b.    Identifikasi
  • Apakah seluruh feedback positif?
c.    Analisis
§  Adakah yang memiliki hal lain yang ingin mereka tambahkan setelah mendengar jawaban peserta lain?
d.   Generalisasi
§  Apakah peserta lebih mendapatkan hal positif atau negative?
e.    Evaluasi dan Refleksi
§  Ini merupakan cara sederhana untuk menutup program secara formal

Simulasi 3:
Nomor Kegiatan

Nama Kegiatan
Sebuah surat kecil untuk saya
Jenis Kegiatan
Sesi pengakhiran (adjourning)
Tujuan
Memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan pesan pribadi yang positif kepada peserta lain
Peserta
Siswa kelas 4,5,6.
Alat dan Bahan
Sebuah pulpen dan amplop besar untuk masing-masing peserta. Juga dibutuhkan potongan kertas yang banyak.
Durasi
60 menit
Tanggal Pelaksanaan


Prosess Kegiatan
a.       Eksperientasi
§  Katakan kepada peserta bahwa mereka akan terlibat dalam latihan refleksi positif. Mintalah mereka memindahkan kursi mereka untuk membentuk sebuah lingkaran besar.
  • Berikan sebuah pulpen, amplop dan potongan kertas secukupnya kepada masing-masing peserta untuk menuliskan satu komentar untuk setiap orang dalam kelompok tersebut. Mintalah mereka menulis nama mereka sendiri di depan amplop tersebut.
  • Kemudian mintalah mereka memberikan amplop itu kepada orang yang duduk di sebelah kanannya. Katakan orang ini agar memikirkan sebuah poin positif atauyang menyenangkan tentang orang yang namanya tertera pada amplop, tulislah poin terseut pada sebuah potongan kertas dan memasukkannya ke dalam amplop. Kemudian amplop tersebut diberikan kepada orang yang duduk di sebelah kanan, demikian seterusnya. Pastikan bahwa setiap orang memahami betul bahwa seluruh komentar harus positif.
§  Setelah amplop diedarkan ke seluruh peserta, beritahukan peserta bahwa mereka boleh membuka amplopnya masing-masing dan membaca komentar dari peserta lain. Mereka harus membawa pemikiran positif ini k tempat kerja.
b.      Identifikasi
§  Adakah yang ingin membicarakan komentar yang ada di dalam amplopnya?
c.       Analisis
§  Bagaimana perasaan setiap orang?
d.      Generalisasi
§  Apa hikmah dari kegiatan ini?
e.       Evaluasi dan Refleksi
§  Simulasi ini dapat digunakan pada hari akhir suatu pelatihan yang lama
§  Dapat dilakukan diluar dan didalam ruangan.


6.      Ice Breaking
Simulasi 1:

Nomor Kegiatan

Nama Kegiatan
Up, down and shake
Jenis Kegiatan
Ice Breaking
Tujuan
Untuk memberikan semangat kepada siswa
Peserta
Siswa SD kelas 4,5,6.
Alat dan Bahan

Durasi
15 menit
Tanggal Pelaksanaan


Prosess Kegiatan
a.       Eksperientasi
§  Seluruh peserta atau siswa di mintakan untuk membuat sebuah lingkaran
§  Kemudian pesrta di mintakan untuk bernyanyi dan membuat sebuah gerakan yang mengikuti lagu tersebut
§  Lagu tersebut adalah lagu up, down and shake
b.      Identifikasi
§  Peserta mana saja yang lebih terlihat antusias?
c.       Analisis
§  Apakah peserta siap dengan simulasi berikutnya?
d.      Generalisasi
§  Bagaimana kesiapan peserta dalam mengikuti simulasi ini?
e.       Evaluasi dan Refleksi
§  Permainan ini dilakukan sebelum memulai kegiatan.

Simulasi 2:
Nomor Kegiatan

Nama Kegiatan
Kata Simon
Jenis Kegiatan
Ice Breaking
Tujuan
Menghidupkan suasana kelompok
Peserta
Siswa SD kelas 4,5,6.
Alat dan Bahan

Durasi
30 menit
Tanggal Pelaksanaan


Prosess Kegiatan
a.       Eksperientasi
§  Minta peserta untuk membuat sebuah lingkaran
§  Peserta harus mengikuti instruksi dari fasilitator
§  Instruksi yang harus di ikuti hanya yang menggunakan kata Simon di depan kalimat saja
b.      Identifikasi
§  Berapa peserta yang terjebak?
c.       Analisis
§  Apakah ada peserta yang berbuat curang?
d.      Generalisasi
§  Bagaimana kepekaan peserta terhadap sebuah perintah
e.       Evaluasi dan Refleksi
§  Kegiatan ini di lakukan untuk menghibur peserta
§  Dapat di lakukan di dalam atau di luar ruangan

Simulasi 3:
Nomor Kegiatan

Nama Kegiatan
Sulap
Jenis Kegiatan
Ice breaking
Tujuan
Menghibur dan member semangat pada peserta
Peserta
Siswa kelas 4,5,6 SD
Alat dan Bahan

Durasi
10 menit
Tanggal Pelaksanaan


Prosess Kegiatan
a.       Eksperientasi
§  Minta peserta untuk duduk dan memperhatikan anda yang berada di depan
§  Lakukan sebuah pertunjukan sulap yang dapat membuat peserta berdecak kagum
§  Tantanglah peserta untuk membuat sebuah pertunjukan sulap lainnya
b.      Identifikasi
§  Berapa peserta yang mau melakukan sebuah pertunjukan sulap?
c.       Analisis
§  Berapa peserta yang memiliki keberanian dan potensi?
d.      Generalisasi
Apakah peserta tertarik dengan ice breaking seperti ini?
e.       Evaluasi dan Refleksi
§  Memotivasi perkembangan bakat siswa